I. JUDUL
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOSA KATA SISWA UNTUK MENGUNGKAPKAN
MAKNA DALAM BENTUK ESEI PENDEK BERBENTUK PROCEDURE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN MIND MAPPING DI KELAS IX SMP NEGERI 4 CIAMIS.
II. BIDANG KAJIAN
II. BIDANG KAJIAN
Model Pembelajaran Bahasa Inggris
III. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemampuan berbahasa Inggris merupakan suatu kebutuhan dan keharusan di era komunikasi dan globalisasi sekarang ini. Pelajaran Bahasa Inggris di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Setelah menamatkan studi, mereka diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri, cerdas, terampil dan berkepribadian siap ikut serta dalam pembangunan nasional.
Pengajaran Bahasa Inggris di SMP meliputi empat kemampuan berbahasa yaitu : Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Semua itu harus didukung oleh unsur unsur bahasa lainnya yaitu : Kosa kata, Tata Bahasa, dan Pronuonciation sesuai dengan tema sebagai alat tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Dari ke empat keterampilan berbahasa tersebut diatas, pembelajaran keterampilan Membaca ( Reading) ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kemampuan mengungkapkan dan merespon makna dalam bentuk esei pendek sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari hari dalam teks berbentuk procedure dan report adalah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pembelajaran mengungkapkan dan merespon makna dalam bentuk esei pendek sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari hari dalam teks berbentuk procedure dan report telah penulis lakukan secara klasikal. Dalam pembelajaran tersebut penulis menjelaskan materi pokok yang terdapat dalam indicator sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi makna gagasan dalam teks berbentuk procedure.
b. Mengidentifikasi berbagai informasi yang terdapat dalam teks berbentuk procedure.
Siswa disuruh membaca teks esei pendek berbentuk procedure kemudian mereka menterjemahkannya. Selanjutnya siswa mengidentifikasi dan mencari makna gagasan dan informasi yang terdapat dalam teks berbentuk procedure tersebut. Hasil pembelajaran tersebut ternyata dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari hasil refleksi penulis diperoleh data bahwa selama proses pembelajaran siswa sangat pasif dan mengeluh serta munculnya rasa tidak percaya diri. Mereka sangat kesulitan mngerjakan tugas tugasnya. Jelas, pembelajaran ini sangat tidak epektif atau dengan kata lain pembelajaran tersebut tidak berhasil (Gagal). Uraian tersebut diatas merupakan kegagalan terhadap hasil dan proses belajar. Kegagalan tersebut merupakan masalah yang harus diatasi. Untuk mengatasi kegagalan pembelajaran tersebut diatas, penulis berusaha mencari solusi yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mencari satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Prinsip PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) harus dilaksanakan.
Guru bukan lagi merupakan sosok yang ditakuti dan bukan pula sosok otoriter, tetapi Guru harus bisa menjadi seorang fasilitator dan motor yang mampu memfasilitasi dan menggerakan siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan. Berdasarkan pengalaman penulis, penulis berhipotesis bahwa teknik belajar (teori belajar) Kontruktivisme sangatlah tepat kalau dipakai dalam pembelajaran ini. Penulis mencoba menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Oleh karena itu, penulis mencoba merencanakan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul, “Upaya meningkatkan kemampuan kosa kata siswa untuk mengungkapkan makna dalam bentuk esei pendek berbentuk procedure dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping di Kelas IX SMPN 4 Ciamis.
IV. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas maka penulis telah merumuskan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah : “Apakah melalui Model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan kosa kata siswa dalam memahami dan merespon makna teks esei pendek berbentuk procedure di kelas IX SMP Negeri 4 Ciamis?”
V. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Meningkatkan kemampuan kosa kata siswa dalam merespon makna teks esei pendek berbentuk procedure.
2. Mengembangkan strategi pembelajaran dan model pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan.
3. Siswa dapat melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan komunikasi dengan mengungkapkan ide, gagasan, pendapat dan perasaannya secara sederhana baik lisan ataupun tulisan.
VI. MANFAAT HASIL PENELITIAN
A. Bagi Guru
1. Mengembangkan model pembelajaran yang efektif, efisien, dan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan kompetensi komunikatif mereka.
2. Membantu memperbaiki / meningkatkan proses dan hasil belajar mengajar.
3. Membantu meningkatkan kualitas profesionalisme guru sebagai pendidik.
4. Membantu dalam penyusunan karya ilmiah yang merupakan salah satu syarat kenaikan pangkat dari golongan IVa ke jenjang berikutnya.
5. Membantu dalam penyusunan karya ilmiah untuk dijadikan penilaian guna mendapatkan tunjangan sertifikasi guru/pendidik.
B. Bagi Siswa
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan merespon makna dalam esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan dan tulisan secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari hari dalam teks berbentuk procedure.
2. Meningkatkan rasa senang dan motivasi belajar.
3. Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam berkomunikasi.
4. Meningkatkan kompetensi komunikatif dan prestasi belajar Bahasa Inggris.
5. Meningkatkan keaktifan, kreatifitas, dan hasil belajar siswa yang lebih tinggi.
C. Bagi Sekolah
Melalui Model pembelajaran Mind Mapping membantu memperbaiki pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 4 Ciamis,
VII. LANDASAN TEORI
A. Teks Procedure
Teks Procedure digunakan untuk memberikan petunjuk tentang langkah-langkah/metoda/cara-cara melakukan sesuatu ( Otong Setiawan Djuhaeri, 2006 : 38 ). Teks Procedure umumnya berisi tips atau serangkaian tindakan atau langkah dalam membuat suatu baran atau suatu aktifitas. Teks Procedure dikenal pula dengan istilah directory dan biasanya dalam pembentukannya menggunakan kalimat imperative ( Suruhan ). Teks ini umumnya memiliki generic structure ( susunan umum ): 1). Goal atau tujuan kegiatan. 2). Materials atau bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu barang / melakukan suatu aktifitas yang sifatnya opsional. 3). Steps atau Tahapan-tahapn proses pembuatan dan pelaksanaan aktifitas.
A. Contextual Teaching Learning ( CTL )
Setiap siswa mempunyai kemampuan berfikir yang berbeda-beda. Ketika siswa melihat suatu persoalan maka cara dan intensitas berfikir setiap siswa pun berbeda pula. Perbedaan perbedaan tersebut akibat dari perbedaan minat, kemampuan, kesenjangan, pengalaman, cara belajar, dan sebagainya ( Depdiknas, 2002 : 24 ). Perbedaan perbedaan tersebut akan berdampak pada proses dan hasil sebuah pembelajaran. Berbagai pendekatan, strategi dan model pembelajaran telah dikembangkan oleh para ahli untuk mengcover kemampuan berpikir siswa yang berbeda beda tersebut. Pendekatan yang paling sering digunakan di era KTSP adalah Contextual Teaching Learning ( CTL ) yang dikembangkan dalam model Cooperative Learning. Pendekatan CTL itu sendiri memiliki 7 elemen penting yaitu : Inquiri ( Inquiri ), Pertanyaan ( Questioning ), Kontruktifistik ( Kontruktifism ), Pemodelan ( Modeling ), Masyarakat Belajar ( Learning Community ), Penilaian Otentik ( Authentic Assestment ), dan Refleksi ( Reflektion ). Para ahli berpendapat bahwa model pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan di era pendidikan sekarang yang lebih menekankan pada kontektual, bermakna, dan menyenangkan. Blancard (2001) mengembangkan strategi pembelajaran kontektual dengan :
1. Menekankan pemecahan masalah.
2. Menyadari kebutuhan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks seperti rumah, masyarakat, dan pekerjaan.
3. Mengajarai siswa memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga menjadi siswa mandiri.
4. Mengaitkan pembelajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.
5. Mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman dan belajar bersama dan
6. Menerapkan penilaian autentik.
Penulis menyetujui bahwa pendekatan CTL sangat cocok untuk digunakan dan sesuai dengan KTSP, hanya saja tujuh pilar CTL ini dianggap terlalu berat untuk digunakan semua dalam pembelajaran di SMP Negeri 4 Ciamis khususnya kelas IX. Maka dari itu, penulis mendesain satu teknik pembelajaran yang lebih sedrhana tanpa mengurangi esensi dari CTL itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Model pembelajaran Mind Mapping.
B. Mind Mapping
Mind mapping merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada pemetaan otak yaitu dengan cara menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali keluar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan dikota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan perdi dan dimana kita berada. Mind Mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyeusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa. Ada beberapa kelebihan apabila kita menggunakan model pembelajaran mind mapping antara lain : a). Cara ini cepat. b). Teknik ini dapat digunakan untuk mengorganisasi ide ide yang muncul dikepala anda. c). Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain. d). Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis. (http://www.escaeva.com/tips-menulis/tips-fiksi/menulis-dengan-diagram-balon.html).
VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
1. Subjek Penelitan
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 4 Ciamis berjumlah 40 Orang.
2. Tempat penelitian
SMP Negeri 4 Ciamis Kabupaten Ciamis
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian mulai perencananan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut mulai Januari s.d. April 2010 pada semester 2 tahun pelajaran 2009-2010.
4. Lama Tindakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan mulai dari Siklus I dan Siklus II selama 3 bulan.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis dan Taggart (1998) yang mencakup kegiatan Perencanaan (planning), Tindakan (action), Observasi (observation), Refleksi (reflektion), dan Evaluasi (evaluation). Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan guru-guru SMP Negeri 4 Ciamis. Proses pembelajaran ini di teliti melaluiPenelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus dengan kegiatan sebagai berikut :
SIKLUS ke-1
Tahap Perencanaan (planning), mencakup :
1. Mengidentifikasi masalah.
2. Menganalisis dan merumuskan masalah.
3. Merancang model pembelajaran klasikal.
4. Mendiskusikan model pembelajaran interaktif.
5. Menyiapkan instrumen (angket,pedoman,observasi,tes akhir).
6. Menyusun kelompok belajar peserta didik
7. Merencanankan tugas kelompok
Tahap Melakukan Tindakan (action), mencakup :
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan perencanaan.
2. Menerapkan model pembelajaran klasikal.
3. Melakukan pengamatan pada setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.
5. Mengantisipasi dengan mencari solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahapan-tahapan kegiatan.
Tahap Mengamati (observation), mencakup :
1. Melakukan diskusi dengan guru SMP Negeri 4 Ciamis dan Kepala Sekolah untuk rencana observasi.
2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran klasikal yang dilakukan guru di kelas IX.
3. Mencatat setiap perubahan dan kegiatan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran klasikal.
4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
Tahap Refleksi (reflection), mencakup :
1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi.
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran klasikal dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.
3. Melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran klasikal.
4. Melakukan refleksi terhadap kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar peserta didik.
SIKLUS ke-2
Tahap Perencanaan (planning), mencakup :
1. Mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.
3. Merancang perbaikan berdsarkan refleksi siklus 1.
Tahap Melakukan Tindakan (action), mencakup :
1. Melakukan analisis pemecahan masalah.
2. Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Mind Mapping.
Tahap Mengamati (observation), mencakup :
1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran Mind Mapping.
2. Mencatat perubahan yang terjadi.
3. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan umpan balik.
4. Menyusun rekomendasi.
Dari setiap kegiatan pada Siklus 1 dan Siklus 2, hasil yang diharapkan adalah agar 1). Peserta didik memiliki kemampuan dan kreatifitas serta selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. 2). Guru memiliki kemampuan merancang dan menerapkan model pembelajaran yang interaktif dengan kerja kelompok khusus pada mata pelajaran Bahasa Inggris, dan 3). Terjadi peningkatan prestasi anak didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Analisis data untuk lebih menjamin keakuratan data penelitian dilakukan perekaman dalam video photo. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai dengan permasalahan yang ada dalam bentuk laporan hasil penelitian. Dari rancangan pembelajaran interaktif dan pemberian tugas kerja kelompok dolakukanj validasi oleh teman sejawat dan kepala sekolah. Untuk kreatifitas peserta didikdalam pembelajaran digunakan observasi dan angket dan untuk perolehan hasil belajar peserta didik digunakan deskripsi kuantitatif.
IX. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2009-2010, antara bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2009 dan rencana berlangsung selama 2 bulan secara berkesinambungan. Dengan agenda kegiatan sbb :
No. Tgl. Pertemuan Tahap Kegiatan Ket.
1. 3 Januari 2010 Siklus 1 : Tahap Perencanaan Data Video photo
( Planing )
2. 10 Januari 2010 Tahap Melakukan Tindakan tiap-tiap pengamatan
(action)
3. 17 Januari 2010 Tahap Mengamati (observation)
4. 24 Januari 2010 Tahap Refleksi (reflection)
5. 03 Pebruari 2010 Siklus 2 : Tahap Perencanaan
(planning)
6. 10 Pebruari 2010 Tahap Melakukan Tindakan
(action)
7. 17 Pebruari 2010 Tahap Mengamati (observation)
8. 24 Pebruari 2010 Tahap Refleksi (reflection)
9. 01 Maret 2010 Tahap Analisis Data dan Deskripsi
Temuan sebagai bahan laporan
10. 7-14 Maret 2010 Menyusun Laporan PTK
XII. DAFTAR PUSTAKA
Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Deakin:Deakin University.
Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendasmen Dirtendik: 2003.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen PMPPTK.
Suhardjono, et.al. 2005. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:Dirjen Dikgu dan Tentis.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Lampiran Permendiknas no 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Lampiran Permendiknas no 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta.
Mulyana, Slamet. 2007. Penelitian Tindakan Kelas dalam Pengembangan Propesi Guru. Bandung:LPMP
0 komentar:
Posting Komentar